Sembilan Seruan Indonesia Damai Dari sembilan tokoh agama

Klikkalteng.com – Sembilan tokoh agama dan tokoh spiritual yang tergabung dalam forum Indonesia damai (FID) menggelar pers konfren Rabu 6/12/23 bertempat di gereja Katedral Jakarta pusat. Kyai Marsyudi Syuhud wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) lebih dahulu menegaskan maksud diadakannya pertemuan para tokoh agama ini. Semua itu dilatarbelakangi dengan situasi politik saat ini yang berpeluang destruktif dan pertemuan yang rencana akan diadakan secara berkesinambungan ini bertujuan demi dan untuk masa depan Indonesia serta demokrasi Indonesia.

Untuk itu forum Indonesia damai yang terdiri dari sembilan tokoh agama Islam ada NU dan Muhamadiyah, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Matakim dan penganut spiritual. Di mana masing-masing tokoh membacakan sembilan seruan secara bergantian. Seruan pertama dibacakan KH Marsyudi yang menyerukan kepada seluruh warga bangsa dan seluruh pemangku kepentingan bangsa untuk turut serta menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia serta mengedepankan dan mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi kelompok golongan dan kepentingan partai politik. Kedua dibacakan oleh perwakilan Muhamadiyah yang meneguhnya kembali consensus kebangsaan Indonesia berbasis pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan undang-undang dasar 1945 dalam seluruh aspek kehidupan pemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Seruan ketiga oleh pdt gomar Gultom ketua umum Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) yang mendesak terselenggaranya pemilihan umum tepat waktu aman, damai, jujur, adil bebas rahasia transparan dan bermartabat serta mendesak netralitasnya penyelenggara pemilu, netralitas aparatur negara, netralitas aparatur pemerintah dan netralitas aparatur desa kelurahan dalam melaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legeslatif.

Seruan keempat oleh Ignatius Kardinal Suharyo dari KWI yang mengatakan untuk menjaga dan mewujudkan stabilitas sosial, stabilitas politik, stabilitas keamanan nasional serta menghentikan dan mencegah dan menghindari upaya adu domba, penyebaran berita bohong yang berpotensi memecah belah bangsa dan menghentikan aktifitas dan scenario konflik sosial, konflik politik yang bisa mengarah situasi destruktif dan cheos. Kelima di bacakan Wisnu Bawa tenaya dari PHDI mengajak membangun kesiap siagaan nasional untuk mewaspadai adanya turbelensi pemimpin dari berbagai ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan keamanan yang berbahaya yang merugikan kepentingan nasional. Sedangkan Prof Philip K wijaya dari Budha membacakan point ke enam, mendesak pemulihan rasa leadilan untuk rakyat membersihkan institusi hukum dari unsur KKN serta melakukan pengawalan berbagai dari hati nurani rakyat.

Point ketujuh dibacakan perwakilan tokoh Khonghuchu Budi Santoso tanuwibowo yang mengatakan mendorong terwujudnya rekonsiliasi nasional dan keakraban dari para pemimpin bangsa, pemimpin agama dan pemimpin politik untuk menyelamatkan kehidupan bangsa, kehidupan demokrasi yang beretika dan lebih serius mengupayakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya Sri Eko Sriyanto Galgendu dari tokoh spiritualitas nusantara membacakan seruan kedelapan yang menyerukan kepada semua warga bangsa untuk menggelorakan doa dan menggerakan kekuatan spiritual demi dan untuk keselamatan bangsa dan negara republic Indonesia.

Terakhir ke sembilan kembali KLH Marsyudi Syuhud membacakan yang mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat tradisi di seluruh Indonesia untuk merapatkan barisan untuk memperkokoh serta meneguhkan sosial serta solidaritas kebangsaan sebagai gerakan Indonesia damai di semua tingkatan secara terpadu dan berkelanjutan

Back to top button