Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif Tangkal Ancaman Radikal dan Terorisme.

Palangka Raya, KlikKalteng.com – Kaum perempuan bisa jadi teladan dalan menangkal ancaman radikalisme dan terorisme, yang dinilai masih memiliki potensi terjadi di Indonesia umumnya dan Kalteng khususnya.

Hal itu ditegaskan Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng Prof.DR.Khairil Anwar, M. Ag saat memberi arahan pada pembukaan pertemuan perempuan dan diskuasi bersama FKPT, di Kantor Kesbangpol, Rabu (21/6). Menurut Khairil Anwar, terorisme dilahirkan dari buah intoleransi.

Karena itu sebelum munculnya terorisme, cara paling efektif menangkalnya secara dini, melalui langkah toleransi, dan hati-hati bermedia sosial.

Karena itu ia sangat sepakat , tema yang diusung dalam pertemuan itu kaum perempuan “Cerdas Digital, Satukan Bangsa, Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif” (TOP).

Untuk mencapai terjaganya toleransi baik dalam kehidupan beragama, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kata kuncinya harmonis, toleran. Kemudian perbanyak silaturahmi, dah rasa sayang terhadap siapapun tanpa bebeda-bedakan suku, agama dan ras.

Dikemukakan “terorisme melanggar hak asasi manusia, merusak tatanan kehidupan bangsa, merugikan semua pihak”, ujar Khairil Anwar pada acara yang juga dihadiri bidang Agama FKPT Muchlis Rozikin yang juga sebagai Ketua Komisi Informasi Daerah.

Khairil Anwar mengungkapkan Indek potensi radikal, terorisme hasil penelitian di Kalteg tahun 2020 mencapai angka 16,0 persen dan turun di tahun 2022 hanya 12,0 persen.

Itu masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yang hanya 10,0 persen. Dan Kalteng semula berada di urutan 4 nasional ancaman dan potensi radikalisme, terorisme kini turun di urutan ke 9 nasional. “Tugas bersama menurunkannya lagi, termasuk kaum perempuan” pintanya.

Pendekatan budaya lokal, diakui sangat tepat seperti di Kalteng memiliki filosofi Huma Betang, Belum Bahadat dan lainnya sangat efektif menangkal radikalisme dan terorisme. Untuk itu kita harus “hati2 men-share isi medsos, dan konten2 yang menyesatkan.

Pada pertemuan yang diikuti kaum perempuan dari berbagai organisasi itu ditampilkan sejumlah pemateri terkait ancaman radikalisme dan terorisme melalui media sosial, berlangsung sehari diisi dengan tanya jawab dan diskusi serta study kasus di media sosial (medsos).

Tiga pemateri yang hadir pada pertemuan yang dipandu oleh moderator DR.Dileli Dharma Astuti itu masing-masing Nanda Fajar Aditya, Analis Kebijakan Ahli Muda Subkoordinator Perlindungan Warga Negara Indonesia BNNPT, dengan judul materi “Kebijakan & Strategi Pelibatan Perempuan dalan Konsep Oentahelix Penanggulangan Terorisme.

Kemudian ada Ismail Marzuki Ketua Tim Fungsi Kerukunan Umat Beragama Kanwil Depag Kalteng, dengan judul materi “Peran Perempuan Dalan Pencegahan Radikalisme di Keluarga dan Lingkungan Melalui Kearifan Lokal dan Medsos”.

Terakhir Dra.Hayana Susie, Penggiat Perempuan dan Anak Nasional, dengan materi berjudul “Cerdas Digital, Satukan Bangsa”. (id/da).

Back to top button