BANK INDONESIA PERWAKILAN KALTENG BERGERAK BERSAMA UMKM
Arttikel
Oleh : Darity Hildan
Bergeraknya pertumbuhan ekonomi kekinian secara nasional sangat bergantung dari kontribusi ekonomi daerah, termasuk di Provinsi Kalimantan Tengah yang berpenduduk hampir 2,7 juta jiwa.
Disisi lain banyak hal yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah khususnya di Kalteng dengan luas wilayah mencapai 15,3 juta km2.
Diketahui, ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I tahun 2023 terhadap triwulan I tahun 2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,22 persen, sedangkan triwulan IV 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,90 persen (q-to-q),” terang Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoro, Jum’at (5/5/2023) lalu. Banyak hal memengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalteng, yang tak lepas dari perang Rusia – Ukraina, sisa pengaruh pandemi covid-19, dan lainnya
Di tahun 2022, ekonomi Kalteng sempat melesat hingga 5,7 persen lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Di triwulan ke 2 tahun 2023 ekonomi Kalteng melemah diangka 2,7 persen, tetapi inflasi terkendali. Sebelumnya, inflasi saat itu sempat menghawatirkan cukup tinggi diatas nasional berdampak disempritnya Gubernur Kalteng agar lebih peduli masalah tersebut tentunya bersama Bank Indonesia Perwakilan Kalteng berkontribusi ikut mengatasinya.
Ekonomi Kalimantan Tengah triwulan II-2023 terhadap triwulan I-2023 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,76 persen melambat dibandingkan sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 48,09 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 44,67, ungkap Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro Minggu ke 2 Agustus 2023 lalu.
Menurut data yang disodorkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ada tiga sektor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di Kalteng, dari potensi eksport pertama sektor pertambangan dan penggalian, kedua sektor pertanian dalam arti luas khususnya perkebunan sawit dengan produk unggulannya eksport CPO, ketiga sektor industri dan pengolahan.
Masalah inflasi yang cukup tinggi diakui Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng Taufik Saleh diberbagai kesempatan kepada awak media cukup menghambat pertumbuhan ekonomi, terkait kian rendahnya daya beli masyarakat, disebabkan tingginya harga komoditas pangan, seperti beras karau, cabe rawit, ayam pedaging, ikan, minyak goreng, termasuk BBM rumah tangga.
Untuk mengatasi tingginya harga cabe rawit, Bank Indonesia Kalteng terus mendorong daerah melakukan budidaya dengan memberikan dampingan dan modal usaha, dan tehnis bagi petani di berbagai daerah di Kalteng. Terakhir melalui kegiatan Jambore PKK menyalurkan sedikitnya 10 ribu bibit cabe untuk di kembangkan TP PKK di daerah masing-masing.
Guna mencapai stabilitas harga, dan ketersediaan bahan pangan pokok lainnya yang cukup dan distribusinya lancar, agar ekonomi Kalteng bergerak maju.
Langkah yang dilakukan pihak Bank Indonesia Kalteng diantaranya bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng, maupun pihak lainnnya terutama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng dipimpin Ketuanya Sekretaris Daerah Kalteng Nuryakin.
Pihak Bank Indonesia mendorong Perintah Daerah melakukan operasi pasar disaat tertentu misalnya menjelang hari raya keagamaan, agar tidak dimanfaatkan pedang melakukan aji mumpung menaikkan harga bahan pokok sesukanya.
Membina dan mendorong digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan daerah, mendorong penggunaan uang digital QRIS, hilirisasi pertambangan dan penggalian, memperkenalkan batik khas Kalteng berupa Benang Bintik, serta mendorong sektor pariwisata sebagai penggerak roda ekonomi dengan motto Isen Mulang, Bumi Tambun Bungai.
Langkah Bank Indonesia Perwakilan Kalteng itu kini mulai menampakkan hasil, ditandai naiknya Kredit Usaha Rakyat (KUR) di berbagai daerah melalui bank milik Pemerintah yang cukup signifikan selama dua tahun terakhir.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kalteng Aster Bonawaty, pada tahun 2022 tercatat sebanyak 121.458 unit UMKM, terdiri dari 309 usaha besar dan menengah, 3.363 usaha kecil, serta 121.149 usaha mikro.
Ia menambahkan, di tahun 2022 itu jumlah UMKM di Kalimantan Tengah yang telah mengakses KUR (Kredit Usaha Rakyat) mencapai sekitar 36.202 unit, tanpa menyebut nilai kredit yang telah disalurkan selama ini.
Kepala Cabang BRI Palangka Raya melalui salah satu managernya Ariston mengatakan, hingga tanggal 28 Februari 2022, di Kota Palangka Raya penyaluran KUR sebesar Rp 245 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 13.041 UMKM (Kalteng.Times ci.id).
Dan disisi keberhasilan bisa diyakini itu berdampak jangka panjang mampu memberikan kontribusi positif bagi ekonomi daerah, guna mensejahterakan masyarakatnya.
Untuk sementara Kalteng telah berhasil mengendalikan inflasi dibawah nasional, bahkan mendapat insetif dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 9 milyar. Dan bekerhasilan lainnya semoga bisa tercapai. (Drt-Klik.Kalteng).