API Kalteng Diskusi Dan Penghayatan Tentang Pancasila, UUD NKRI 1945, NKRI, dan Bhinka Tunggal Ika.

Palangka Raya, klikkalteng.com – Pentingnya menjaga kesatuan berbangsa dan bernegara, yang berpegang teguh pada nilai-nilai dan makna leluhur yang sangat penting sebagaimana tertuang dalam Pancasila, UUD NKRI 1945, NKRI, dan Bhinka Tunggal Ika.

Kegiatan ini di inisialisai oleh Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kalteng yang di hadiri atau disampaikan secara langsung oleh Bapak Dr. Agustin Teras Narang, S.H selaku Anggota MPR-RI/DPD-RI Provinsi Kalimantan Tengah di gedung Christian Center Pusat Pelayanan dan Pembinaan Kristen di Jalan Diponegoro, Jumat (28/4/23).

Sementara Sambutan dari Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kalteng Bapak Bobo Wanto V. Baddak menyampaikan Ucapan Terimaksih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Agustin Teras Narang, S.H selaku Anggota MPR-RI/DPD-RI Provinsi Kalimantan Tengah yang berkenan hadir dalam Diskusi tentang Pancasila, UUD NKRI 1945, NKRI, dan Bhinka Tunggal Ika, “ungkap Pdt. Bobo Wanto V. Baddak.

Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja dari Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Provinsi Kalimantan Tengah dimana API Kalteng sudah ada di 8 (delapan) Kabupaten tinggal 5 Kabupaten yang belum di bentuk kepengurusannya, semoga dalam waktu dekat bisa di lantik menjadi kepengurusan di kabupaten, ” jelas Ketua API Kalteng Bapak Bobo Wanto V. Baddak.

Pdt. Bobo Wanto V. Baddak menjelaskan bahwa Asosiasi Pendeta Indonesia (API) adalah Mintranya Pemerintah, Mintranya Legislatif, Mintranya Eksekuti dimana Asosiasi Pendeta Indonesia (API) benar-benar harus memahami apa yang harus dikerjakan, bukan hanya bergerak dibidang kerohanian saja tetapi para Hamba Tuhan harus paham dengan Program Pemerintah dan sebagai perpanjangan Tangan dari Pemerintah kepada masyarakat, ” tutur Bobo Wanto V. Baddak.

Sambutan Bapak Dr. Agustin Teras Narang, S.H menyampaikan agar kiranya seluruh 4 pilar tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun di tengah perbedaan suku, agama dan budaya. juga dikuatakan dengan dasar Falsafah Huma Betang, “katannya.

Dr. Agustin Teras Narang, S.H Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, menyebutkan empat pilar adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi, dan konteks yang berbeda. Dalam hal ini, posisi Pancasila tetap ditempatkan sebagai nilai fundamental berbangsa dan bernegara, “jelasnya.

“Liberalisme ekonomi terjadi karena kita mengabaikan sila-sila dalam Pancasila terutama sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Konflik horizontal terjadi karena kita lalai pada Bhinneka Tunggal Ika. (Ctr/Tn)

Back to top button